KEUNIKAN TARI SEDULANG SETUDUNG SEBAGAI JATI DIRI
MASYARAKAT BANYUASIN SUMATERA SELATAN
OLEH
:
Nama
: MEISARANI
Kelas
: X SOCIAL
Guru
Pembimbing : Bu Erpadellah, S.Pd.
SMA
NEGERI SUMATERA SELATAN
TAHUN
AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan bangsa
dengan kebudayaan yang sangat beragam. Keberagaman suku bangsa mengakibatkan
banyaknya budaya bangsa Indonesia seperti tarian, adat istiadat, hasil karya
seni rupa dan sebagainya. Hal ini sangat menakjubkan karena ditengah
keanekaragam budaya, masyarakat Indonesia tetap hidup rukun dan tetap dapat
melestarikan budaya bangsa.
Kesenian adalah perwujudan
gagasan dan perasaan seseorang yang tidak pernah bebas dari pengaruh masyarakat
dan kebudayaan yang membesarkannya. Seni Tari menjadi salah satu media untuk
menumpahkan perwujudan gagasan dan perasaan tersebut melalui gerakan. Sumatera
Selatan menjadi salah satu provinsi yang memiliki berbagai Tarian Daerah.
Kreativitas para Seniman Tari yang terus menciptakan gerakan-gerakan indah
menjadi sebuah tarian sebagai identitas atau jati diri suatu daerah di Sumatera
Selatan. Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu dari kabupaten/kota yang
mempunyai tarian yang sangat khas. Tarian yang diberi nama Tari Sedulang
Setudung.
2.
Alasan / Urgensi Penelitian
Penelitian ini dilakukan
dikarenakan ingin mengetahui lebih tentang Tari Sedulang Setudung, menelisik
lebih dalam sejarah tarian, proses penciptaan, filosofi gerak, dan lain
sebagainya Tari Sedulang Setudung. Serta melestarikan Tari Sedulang Setudung.
3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan
untuk membahas tuntas mengenai Tari Sedulang Setudung. Detail tentang Tari
Sedulang Setudung dimulai dari pembahasan sejarah, alas an, filosofi gerak dan
sebagainya. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui Tari Sedulang Setudung.
2.
Memahami Sejarah Tari Sedulang Setudung.
3.
Mengerti Ragam gerak Tari Sedulang Setudung.
4.
Mengetahui Filosofi gerak Tari Sedulang Setudung.
5.
Mengenalkan Pakaian atau kostum Tari Sedulang Setudung.
6.
Mengetahui dan Mengerti makna Iringan Tari Sedulang Setudung.
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Sumber : Observasi / Interview
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, metode yang digunakan adalah metode observasi atau teknik pengamatan langsung, dan teknik wawancara. Selain itu juga mencari bahan dan sumber-sumber informasi dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.
2.
Waktu / Tanggal / Tempat
Penelitian ini dilakukan dalam jangka
waktu 10 hari. Dimulai dari tahap wawancara, observasi, pengumpulan data,
hingga penulisan hasil akhir penelitian. Penelitian dimulai pada hari Sabtu,
tanggal 06 Maret 2021. Tempat yang dilakukan untuk penelitian guna melakukan
observasi atau pengamatan langsung adalah di salah satu sanggar tari di daerah
Banyuasin. Tepatnya di Kel. Betung, Kab. Banyuasin yaitu Sanggar Bugasri. Salah
satu sanggar tari yang memang terus mementaskan tarian-tarian Nusantara.
Narasumber dari tahap wawancara adalah pendiri sanggar tersebut yaitu Ibu Ninuk
Adhani, S.Pd.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1) Tari Sedulang Setudung
Tari Sedulang Setudung
merupakan Tari Penyambutan yang
disajikan bagi tamu-tamu
yang datang ke Banyuasin sebagai tanda
penghormatan. Tari ini selalu ditampilkan pada acara-acara resmi
penyambutan tamu kehormatan yang datang ke Banyuasin dengan suguhan Tepak yang
ditutup Tudung yang berisi sekapur sirih simbol menghormati dan manyambut tamu.
Disajikan dengan sekapur sirih dan penuh
makna dalam tiap gerak dan properti yang digunakan. Tarian ini
menceritakan tentang kekayaan alam dan
mata pencaharian masyarakat Banyuasin, ibaratnya seperti memperkenalkan kepada
masyarakat atau tamu yang datang mengenai kehidupan masyarakat Banyuasin
melalui gerakan-gerakan indah.
Tari Sedulang Setudung
diciptakan oleh Raden Gunawan. Raden Gunawan adalah seorang seniman yang
bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda,
dan Olahraga Kabupaten Banyuasin. Tari karya Raden Gunawan ini memiliki ciri
khas tersendiri dibandingkan dengan Tari Penyambutan yang ada di provinsi
Sumatera Selatan. Karya tari ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
Kabupaten Banyuasin.
Sumber ide penciptaan tari
Sedulang Setudung karya Raden Gunawan adalah tari tradisional di Propinsi
Sumatera Selatan yaitu tari Gending Sriwijaya, tari Tanggai, tari Setabik, dan
tari Putri Seluang Mudik dengan mempertimbangkan aspek gerak, busana dan
properti tari yang kemudian dikembangkan oleh Raden Gunawan. Proses kreatif penciptaan
tari Sedulang Setudung melalui lima tahap, yaitu 1). Tahap persiapan, 2). Tahap
konsentrasi kreatif, 3). Tahap bermain dengan gagasan atau stimulasi
pengilhaman, 4). Tahap menyilang beberapa konsep, dan 5). Tahap mengukur
kelayakan ide.
Tari Sedulang Setudung
tampil perdana acara HUT Pertama Banyuasin, dibawakan oleh lima penari dan
empat pengiring lagu, yang dihadiri Bupati Banyuasin pertama, Ir. H. Amiruddin
Inoed. Padahal sesungguhnya pelaku penarinya seharusnya sepuluh orang yang
terdiri dari tujuh penari putri diantaranya membawa tepak berisi kapur sirih
dan tiga penari putra sebagai pengawal membawa payung dan tombak serta ada pula
personil pengiring lagunya.
Tarian ini sudah
disosialisasikan sejak tahun 2010 di seluruh kecamatan di Banyuasin dan sudah
dikenal kalangan masyarakat dan para pelajar di Banyuasin dan Provinsi Sumatera
Selatan, bahkan pernah ditampilkan di Malaysia dan Singapura.
2)
Sejarah Tari Sedulang Setudung
Tari Pesembahan Sedulang
Setudung diciptakan saat pemekaran kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten
Banyuasin pada tanggal 2 Juli 2002. Pada saat itu Pangkalan Balai resmi menjadi
ibukota KabupatenBanyuasin. Bupati
Banyuasin sebagai pemimpin Kabupaten Banyuasin menginginkan adanya
sebuah tari persembahan atau tari penyambutan tamu yang datang atau berkunjung
ke Kabupaten Banyuasin sebagai bentuk penghormatan dari masyarakat Kabupaten
Banyuasin. Pada saat itu, Kabupaten
Banyuasin belum memiliki tari persembahan, karena tari yang biasanya dipentaskan adalah tari “Stabiek” yangberasal dari
Kabupaten Musi Banyuasin.
3) Filosofi gerak Tari Sedulang Setudung
Gerakan Tari Sedulang Setudung diambil dari filosofi gerakan kegiatan para petani, nelayan, dan kegiatan masyarakat yang ada di Kabupaten Banyuasin seperti gerakan petani karet atau yang kerap disebut oleh masyarakat Banyuasin “Mantang” , gerakan petani sawit dan gerakan nelayan menarik pancing atau menjulurkan jala menangkap ikan.
4)
Ragam gerak Tari Sedulang Setudung
Tari Sedulang
Setudung terbagi menjadi 3 bagian gerakan yaitu bagian awal,bagian
tengah dan bagian akhir.
a. Gerak Bagian Awal
Gerak
tari bagian awal pada tari Sedulang Setudung terdiri dari gerak masuk,gerak
hormat borobudur, gerak jalan ngeset awal, gerak borobudur duduk,dan
gerak hormat awal.
b. Gerak Bagian Tengah
Gerak tari bagian
tengah pada tariSedulangSetudungmeliputi: Kecubung Bawah Kanan, Kecubung
Bawah Kiri, Do’a Tolak Balak Kanan, Do’a
Tolak Bala Kiri, Rentang Bawah
Kanan, RentangBawah Kiri, Nabe’Bawah Kanan, Nabe’Bawah Kiri, Ulur Pancing Naik,
Jerembe Miring Kanan, Jerembe Miring Kiri, Sawit Kanan, Sawit
Kiri, Ngayun Kiri, Mantang Kanan, Ngayun Kanan, Mantang Kiri, Rentang
Atas Kanan, Rentang Atas Kiri, Ngangkit Kanan, Nabe’Atas Kiri, dan Perahu
Rejung (Ngayo).
c. Gerak Bagian Akhir
Gerak
tari pada bagian akhir yaitu gerak Tarik Pancing Turun, Sembahan Akhir, Jalan
Ngeset Akhir, Borobudur Hormat, dan Gerak Ke Luar.
5)
Pakaian atau kostum Tari Sedulang Setudung
Pakaian atau kostum Tari
Sedulang Setudung adalah menggunakan baju kurung, kain songket, angkinan,
Teratai dan gelang. Warna baju dan songketnya menonjolkan warna orange atau
merah sesuai dengan warna favorit Kabupaten Banyuasin.
Secara
terperinci seperti inilah kostum para penari Tari Sedulang Setudung :
Penari putri memakai aesan pasang kongyang terdiri
dari: kain Songket, Baju Kurung,Teratai,
Kalung Kebo Munggah, Pending, Kain Pelangi,
Slempang, Gelang Kano, Gelang Gepeng, Gelang Sempuru, Gelang Lengan, Antingan Bulan Bintang, Gelong
Malang, Bunga Rampai, Gunungan, Kelapa Setandan, Beringin, Cempako, Bunga
Melati, Gandek,Sumping, Mahkota
Pasangkong,Tebeng,Kalung Sbuk, Tanggai, Pelis.
Penari
putra menggunakan Baju dalaman , Baju Jubah,
Celana, Badong, Rumpak, Tanjak, Terompah/Sepatu.
6) Iringan Tari Sedulang Setudung
Musik dalam tari Sedulang
Setudung yaitu gabungan dari
beberapa intrumen music sehingga menjadi
musik yang harmonis. Beberapa instrumen yang digunakan adalah akordeon, gong,
gendang melayu, dol, drum, keyboard, gitar listrik, bass, dan biola.
Tarian ini diiringi musik
tradisional yang beraliran Melayu, disertai lagu daerah yang berjudul Petuah
Munai. Di dalam syair lagu Petuah Munai terkandung cerita yang disampaikan
kepada orang yang mendengarkannya, juga merupakan pesan bagi masyarakat Banyuasin
sendiri.
Lirik lagu Petuah Munai
PETUAH MUNAI
Munai Serumpun asal mule dusun kite
ini
(Munai Serumpun asal mula dusun kita
ini)
Negeri beredet, bebudeye, beigame
(Negeri beradat, berbudaya, beragama)
Moyang Muning Munai name ninek kite
dulu
(Moyang Muning Munai nama leluhur
kita dulu)
Moyang bepesan tuk segele anak ngan
cucong
(Moyang berpesan untuk semua anak dan
cucu)
Jege dusun tanah bruyut adet budeye
(Jaga dusun tanah leluhur, adat
budaya)
Belindung di beweh tudung kebesa’an
(Berlindung di bawah payung
kebesaran)
Jegelah adet budeye dusun kite ini
(Jagalah adat budaya dusun kita ini)
S’moge Sedulang Setudung damai besame
(Semoga Sedulang Setudung damai
Bersama)
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian
ini adalah memberikan sumber referensi bagi berbagai pihak mengenai Tari
Sedulang Setudung serta yakni melestarikan kesenian Tari Sedulang Setudung, dan
memberikan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi semua orang.
3.
Saran
Kabupaten Banyuasin memiliki banyak kebudayaan, salah satunya adalah kesenian Tari Sedulang Setudung. Akan tetapi banyak yang telah melupakan atau bahkan tidak mengetahui akan kesenian tari satu ini. Sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan bangsa. Oleh karena itu diharapkan para generasi bangsa untuk lebih menghargai serta meningkatkan rasa nasionalis dengan mengetahui budaya-budaya daerah. Tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian daerah yang telah diwariskan kepada para generasi bangsa sehingga tidak akan terjadi krisis budaya
4. Rekomendasi
1) Peserta Didik
Menjadi referensi atau sumber yang dapat dijadikan sebagai tugas kesenian atau kebudayaan daerah, untuk mengetahui tentang kebudayaan Kabupaten Banyuasin dan ikut serta melestarikannya.
2)
Penari
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai
Tari Sedulang Setudung, dapat mengerti akan sejarah, pencipta, filosofi gerak
dan lain sebagainya mengenai Tari Sedulang Setudung.
0 komentar:
Posting Komentar