Rabu, 11 Agustus 2021

KEUNIKAN TARI SEDULANG SETUDUNG SEBAGAI JATI DIRI MASYARAKAT BANYUASIN SUMATERA SELATAN

 

KEUNIKAN TARI SEDULANG SETUDUNG SEBAGAI JATI DIRI MASYARAKAT BANYUASIN SUMATERA SELATAN




 

OLEH :

Nama : MEISARANI

Kelas : X SOCIAL

Guru Pembimbing : Bu Erpadellah, S.Pd.

SMA NEGERI SUMATERA SELATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Indonesia merupakan bangsa dengan kebudayaan yang sangat beragam. Keberagaman suku bangsa mengakibatkan banyaknya budaya bangsa Indonesia seperti tarian, adat istiadat, hasil karya seni rupa dan sebagainya. Hal ini sangat menakjubkan karena ditengah keanekaragam budaya, masyarakat Indonesia tetap hidup rukun dan tetap dapat melestarikan budaya bangsa.

Kesenian adalah perwujudan gagasan dan perasaan seseorang yang tidak pernah bebas dari pengaruh masyarakat dan kebudayaan yang membesarkannya. Seni Tari menjadi salah satu media untuk menumpahkan perwujudan gagasan dan perasaan tersebut melalui gerakan. Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi yang memiliki berbagai Tarian Daerah. Kreativitas para Seniman Tari yang terus menciptakan gerakan-gerakan indah menjadi sebuah tarian sebagai identitas atau jati diri suatu daerah di Sumatera Selatan. Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu dari kabupaten/kota yang mempunyai tarian yang sangat khas. Tarian yang diberi nama Tari Sedulang Setudung.

 

2.      Alasan / Urgensi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikarenakan ingin mengetahui lebih tentang Tari Sedulang Setudung, menelisik lebih dalam sejarah tarian, proses penciptaan, filosofi gerak, dan lain sebagainya Tari Sedulang Setudung. Serta melestarikan Tari Sedulang Setudung.

 

3.      Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membahas tuntas mengenai Tari Sedulang Setudung. Detail tentang Tari Sedulang Setudung dimulai dari pembahasan sejarah, alas an, filosofi gerak dan sebagainya. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah :

1.      Mengetahui Tari Sedulang Setudung.

2.      Memahami Sejarah Tari Sedulang Setudung.

3.      Mengerti Ragam gerak Tari Sedulang Setudung.

4.      Mengetahui Filosofi gerak Tari Sedulang Setudung.

5.      Mengenalkan Pakaian atau kostum Tari Sedulang Setudung.

6.      Mengetahui dan Mengerti makna Iringan Tari Sedulang Setudung.

 

BAB II

METODE PENELITIAN

 

1.      Sumber : Observasi / Interview

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, metode yang digunakan adalah metode observasi atau teknik pengamatan langsung, dan teknik wawancara. Selain itu juga mencari bahan dan sumber-sumber informasi dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

2.      Waktu / Tanggal / Tempat

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 10 hari. Dimulai dari tahap wawancara, observasi, pengumpulan data, hingga penulisan hasil akhir penelitian. Penelitian dimulai pada hari Sabtu, tanggal 06 Maret 2021. Tempat yang dilakukan untuk penelitian guna melakukan observasi atau pengamatan langsung adalah di salah satu sanggar tari di daerah Banyuasin. Tepatnya di Kel. Betung, Kab. Banyuasin yaitu Sanggar Bugasri. Salah satu sanggar tari yang memang terus mementaskan tarian-tarian Nusantara. Narasumber dari tahap wawancara adalah pendiri sanggar tersebut yaitu Ibu Ninuk Adhani, S.Pd.

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

1.       Hasil Penelitian

1)      Tari Sedulang Setudung

Tari Sedulang Setudung merupakan Tari Penyambutan yang  disajikan bagi tamu-tamu  yang  datang ke Banyuasin sebagai  tanda  penghormatan. Tari ini selalu ditampilkan pada acara-acara resmi penyambutan tamu kehormatan yang datang ke Banyuasin dengan suguhan Tepak yang ditutup Tudung yang berisi sekapur sirih simbol menghormati dan manyambut tamu. Disajikan dengan sekapur sirih  dan penuh makna dalam  tiap  gerak dan properti yang digunakan. Tarian ini menceritakan tentang kekayaan  alam dan mata pencaharian masyarakat Banyuasin, ibaratnya seperti memperkenalkan kepada masyarakat atau tamu yang datang mengenai kehidupan masyarakat Banyuasin melalui gerakan-gerakan indah.

Tari Sedulang Setudung diciptakan oleh Raden Gunawan. Raden Gunawan adalah seorang seniman yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Banyuasin. Tari karya Raden Gunawan ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan Tari Penyambutan yang ada di provinsi Sumatera Selatan. Karya tari ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin.

Sumber ide penciptaan tari Sedulang Setudung karya Raden Gunawan adalah tari tradisional di Propinsi Sumatera Selatan yaitu tari Gending Sriwijaya, tari Tanggai, tari Setabik, dan tari Putri Seluang Mudik dengan mempertimbangkan aspek gerak, busana dan properti tari yang kemudian dikembangkan oleh Raden Gunawan. Proses kreatif penciptaan tari Sedulang Setudung melalui lima tahap, yaitu 1). Tahap persiapan, 2). Tahap konsentrasi kreatif, 3). Tahap bermain dengan gagasan atau stimulasi pengilhaman, 4). Tahap menyilang beberapa konsep, dan 5). Tahap mengukur kelayakan ide.

Tari Sedulang Setudung tampil perdana acara HUT Pertama Banyuasin, dibawakan oleh lima penari dan empat pengiring lagu, yang dihadiri Bupati Banyuasin pertama, Ir. H. Amiruddin Inoed. Padahal sesungguhnya pelaku penarinya seharusnya sepuluh orang yang terdiri dari tujuh penari putri diantaranya membawa tepak berisi kapur sirih dan tiga penari putra sebagai pengawal membawa payung dan tombak serta ada pula personil pengiring lagunya.

Tarian ini sudah disosialisasikan sejak tahun 2010 di seluruh kecamatan di Banyuasin dan sudah dikenal kalangan masyarakat dan para pelajar di Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan, bahkan pernah ditampilkan di Malaysia dan Singapura.

2)      Sejarah Tari Sedulang Setudung

Tari Pesembahan Sedulang Setudung diciptakan saat pemekaran kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin pada tanggal 2 Juli 2002. Pada saat itu Pangkalan Balai resmi menjadi ibukota KabupatenBanyuasin. Bupati  Banyuasin sebagai pemimpin Kabupaten Banyuasin menginginkan adanya sebuah tari persembahan atau tari penyambutan tamu yang datang atau berkunjung ke Kabupaten Banyuasin sebagai bentuk penghormatan dari masyarakat Kabupaten Banyuasin. Pada saat itu, Kabupaten  Banyuasin belum memiliki tari persembahan, karena tari yang biasanya dipentaskan  adalah tari “Stabiek” yangberasal dari Kabupaten Musi Banyuasin.

3)      Filosofi gerak Tari Sedulang Setudung

Gerakan Tari Sedulang Setudung diambil dari filosofi gerakan kegiatan para petani, nelayan, dan kegiatan masyarakat yang ada di Kabupaten Banyuasin seperti gerakan petani karet atau yang kerap disebut oleh masyarakat Banyuasin “Mantang” , gerakan petani sawit dan gerakan nelayan menarik pancing atau menjulurkan jala menangkap ikan.

4)      Ragam gerak Tari Sedulang Setudung

Tari  Sedulang  Setudung terbagi menjadi 3 bagian gerakan yaitu bagian awal,bagian tengah dan bagian akhir. 

a. Gerak Bagian Awal

Gerak tari bagian awal pada tari Sedulang Setudung terdiri dari gerak masuk,gerak hormat borobudur, gerak jalan ngeset awal, gerak borobudur  duduk,dan  gerak hormat awal.

b. Gerak Bagian Tengah

Gerak  tari bagian  tengah pada tariSedulangSetudungmeliputi: Kecubung Bawah Kanan, Kecubung Bawah Kiri, Do’a Tolak Balak Kanan, Do’a  Tolak Bala  Kiri, Rentang Bawah Kanan, RentangBawah Kiri, Nabe’Bawah Kanan, Nabe’Bawah Kiri, Ulur Pancing Naik, Jerembe Miring Kanan, Jerembe Miring Kiri, Sawit  Kanan, Sawit  Kiri, Ngayun Kiri, Mantang Kanan, Ngayun Kanan, Mantang Kiri, Rentang Atas Kanan, Rentang Atas Kiri, Ngangkit Kanan, Nabe’Atas Kiri, dan Perahu Rejung (Ngayo).



c. Gerak Bagian Akhir

Gerak tari pada bagian akhir yaitu gerak Tarik Pancing Turun, Sembahan Akhir, Jalan Ngeset Akhir, Borobudur Hormat, dan Gerak Ke Luar.

5)      Pakaian atau kostum Tari Sedulang Setudung

Pakaian atau kostum Tari Sedulang Setudung adalah menggunakan baju kurung, kain songket, angkinan, Teratai dan gelang. Warna baju dan songketnya menonjolkan warna orange atau merah sesuai dengan warna favorit Kabupaten Banyuasin.

Secara terperinci seperti inilah kostum para penari Tari Sedulang Setudung :

Penari  putri memakai aesan pasang kongyang terdiri dari: kain Songket,  Baju Kurung,Teratai, Kalung Kebo Munggah, Pending, Kain Pelangi,   Slempang, Gelang   Kano,  Gelang Gepeng,  Gelang Sempuru,  Gelang Lengan, Antingan Bulan Bintang, Gelong Malang, Bunga Rampai, Gunungan, Kelapa Setandan, Beringin, Cempako, Bunga Melati,  Gandek,Sumping,   Mahkota  Pasangkong,Tebeng,Kalung Sbuk, Tanggai, Pelis.

Penari putra menggunakan Baju dalaman , Baju Jubah,  Celana,  Badong,  Rumpak, Tanjak, Terompah/Sepatu.

 



 


6)         Iringan Tari Sedulang Setudung

Musik dalam tari Sedulang Setudung yaitu gabungan  dari beberapa  intrumen music sehingga menjadi musik yang harmonis. Beberapa instrumen yang digunakan adalah akordeon, gong, gendang melayu, dol, drum, keyboard, gitar listrik, bass, dan biola.

Tarian ini diiringi musik tradisional yang beraliran Melayu, disertai lagu daerah yang berjudul Petuah Munai. Di dalam syair lagu Petuah Munai terkandung cerita yang disampaikan kepada orang yang mendengarkannya, juga merupakan pesan bagi masyarakat Banyuasin sendiri.

 

Lirik lagu Petuah Munai

 

PETUAH MUNAI

Munai Serumpun asal mule dusun kite ini

(Munai Serumpun asal mula dusun kita ini)

Negeri beredet, bebudeye, beigame

(Negeri beradat, berbudaya, beragama)

Moyang Muning Munai name ninek kite dulu

(Moyang Muning Munai nama leluhur kita dulu)

Moyang bepesan tuk segele anak ngan cucong

(Moyang berpesan untuk semua anak dan cucu)

Jege dusun tanah bruyut adet budeye

(Jaga dusun tanah leluhur, adat budaya)

Belindung di beweh tudung kebesa’an

(Berlindung di bawah payung kebesaran)

Jegelah adet budeye dusun kite ini

(Jagalah adat budaya dusun kita ini)

S’moge Sedulang Setudung damai besame

(Semoga Sedulang Setudung damai Bersama)

 

2.                  Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sumber referensi bagi berbagai pihak mengenai Tari Sedulang Setudung serta yakni melestarikan kesenian Tari Sedulang Setudung, dan memberikan nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi semua orang.

 

3.                  Saran

Kabupaten Banyuasin memiliki banyak kebudayaan, salah satunya adalah kesenian Tari Sedulang Setudung. Akan tetapi banyak yang telah melupakan atau bahkan tidak mengetahui akan kesenian tari satu ini. Sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan bangsa. Oleh karena itu diharapkan para generasi bangsa untuk lebih menghargai serta meningkatkan rasa nasionalis dengan mengetahui budaya-budaya daerah. Tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian daerah yang telah diwariskan kepada para generasi bangsa sehingga tidak akan terjadi krisis budaya

4.                  Rekomendasi

1)      Peserta Didik

Menjadi referensi atau sumber yang dapat dijadikan sebagai tugas kesenian atau kebudayaan daerah, untuk mengetahui tentang kebudayaan Kabupaten Banyuasin dan ikut serta melestarikannya.

2)      Penari

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Tari Sedulang Setudung, dapat mengerti akan sejarah, pencipta, filosofi gerak dan lain sebagainya mengenai Tari Sedulang Setudung.

 



0 komentar:

Posting Komentar