Disusun Oleh:
Anggita
XI Social
Anggita
SMA Negeri Sumatera
Selatan, JL. Pangeran
Ratu, RT. 11, RW. 08, Kel. Ulu, Kec. Seberang Ulu 1
Palembang 30252, Tel/Fax: (0711)7539549, e-mail:
A.
Latar Belakang
Penelitian
Batik adalah salah satu bentuk ciptaan
intelektual manusia yang menjadi ciri khas
dari suatu daerah. Banyak motif batik yang memiliki nilai seni yang cukup
tinggi dan mempunyai nilai
filosofi, biasanya menceritakan kekhasan tertentu dari daerah tersebut. Dengan demikian, keadaan ini
harus mendapat perhatian serius dari semua pihak
karena kebudayaan batik perlu dilestarikan agar nilai-nilainya tak tertimbun
dan terkubur begitu saja seiring berjalannya waktu.
Kekayaan warisan budaya batik harus
dijaga, diperkenalkan, dan diturunkan kepada generasi-generasi muda, guna mengungkapkan bahwa kekentalan seni tak hengkang dari pemikiran-pemikiran baru.
Sama halnya dengan daerah Tanjung Enim yang
melahirkan batik kujur, menyimpan kisah indah dalam tiap goresan cantingnya, terjalin
erat ke dalam lingkaran budaya
hidup masyarakat. Baik secara internal
maupun eksternal dalam diri
masyarakat dari berbagai tingkatan umur cenderung bangga akan warisan budaya satu ini, selain menandai
ciri khas, batik kujur juga memiliki tampilan
yang indah.
Potensi pengembangan budaya berbasis industri kecil di Tanjung Enim ini juga cukup besar bagi ilmu seni budaya dalam masyarakat. Selain itu, perlu dioptimalkan sebagai salah satu roda penggerak bagi kebangkitan seni di Tanjung Enim. Batik kujur ini diolah sekaligus diketuai oleh Bapak Alha dan Ibu Sasmery, meskipun tempat produksinya hanya satu dan terpencil namun atas bimbingan pasangan suami-istri ini batik kujur sukses mengambil perhatian banyak pasang mata.
B.
Alasan Penelitian
Peneliti ingin mengetahui dan mengekspos kebudayaan yang masih dijaga dan dilestarikan di Tanjung Enim, terutama pada batik kujur yang tengah Peneliti teliti di Dusun Tanjung. Peminatannya yang sampai dari luar daerah pun membuat Peneliti semakin bersemangat untuk memperdalam penelitian mengenai batik kujur ini. Selain itu, Peneliti juga sudah sejak lama mengagumi batik kujur, sehingga pada kesempatan ini Peneliti tidak menyia-nyiakan semua pertanyaan yang Peneliti pendam.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
batik kujur tetap
dikenal oleh masyarakat
2. Untuk mengetahui kendala dalam melestarikan
batik kujur
3. Untuk mengetahui asal usul batik kujur
METODE PENELITIAN
B.
Waktu/Tanggal/Tempat
Peneliti datang dan melakukan wawancara di tempat produksi
batik kujur dengan Ibu Sasmery dan salah satu pekerja di sana, Ibu Lilis, pada pukul 14.00-17.00 WIB, tanggal 12-13 Maret 2021 yang berlokasi
di Dusun Tanjung,
Kelurahan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, Peneliti
mendapati beberapa faktor yang
mendorong batik kujur tetap dikenal masyarakat, terutama masyarakat Tanjung
Enim. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Batik kujur merupakan warisan
budaya dan salah satu ikon Tanjung Enim, yang
mana tentunya masyarakat setempat akan tetap melestarikan kebanggaan daerahnya.
2.
Batik kujur juga mendapatkan perhatian dari perusahaan sampai pemerintah setempat,
sehingga batik kujur semakin
dikenal luas.
3.
Adanya aturan baru bagi anak-anak
sekolah Tanjung Enim dan beberapa pegawai perusahaan
yang bertempat di Tanjung Enim diwajibkan mengenakan batik kujur sebagai
seragam.
Selain faktor-faktor yang mendorong kelancaran pelestarian batik kujur,
para informan juga menjelaskan
kendala dalam pelestarian, antara lain:
1. Lokasi
yang tidak strategis, dalam pemasaran tentu saja lokasi sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dan barang lebih dikenal banyak khalayak. Sayangnya, Tanjung Enim daerah kecil yang
jarang didatangi orang luar, sehingga yang mengenal
batik kujur kebanyakan masyarakat sekitar. Dalam kasus batik kujur yang dipesan dari luar daerah karena
sanak saudara yang tinggal di Tanjung Enim dan mengenalkan warisan budaya ini.
2.
Fasilitas pendukung yang masih
minim, fasilitas pemasaran belum dinamis karena belum adanya etalase-etalase khusus menunjukkan hasil produksi
batik, belum adanya koordinasi yang baik antar pemilik usaha dalam pemenuhan
fasilitas- fasilitas pendukung (koperasi bersama dan
sarana produksi yang memadai).
3.
Kontinuitas bahan baku terbatas,
dalam memasok belum mampu memprediksi jumlah
bahan baku yang akan digunakan dalam kurun waktu panjang dan adanya pasokan
bahan baku terbatas
serta tidak lancar sehingga menghambat proses produksi.
Adapun asal usul batik kujur
yang lebih pro ke motif flora ini
berhubungan dengan berdirinya Tanjung Enim. Penggunaan nama
Kujur ini ternyata merupakan bentuk penghargaan dan ucapan terima kasih atas jasa-jasa Puyang Pelawe dalam menyebarkan Agama Islam dan mendirikan Tanjung
Enim pada tahun 1316 Masehi
yang ditulis dalam buku “Batanghari Sembilan, dari Abad ke Abad” terbitan Yayasan Purbakala dan Peninggalan Daerah
Kabupaten LIOT tahun 1980. Kujur sendiri
merupakan nama salah satu benda pusaka sejenis tombak peninggalan dari Puyang
Pelawe.
Gambar 1
Gambar 2
B.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang
berguna, khususnya bagi ilmu
pengetahuan bidang penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
- Bagi pelajar dan mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan mengenai pelestarian batik kujur.
- Bagi pelajar Tanjung Enim, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai warisan budaya batik kujur serta untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan seni budaya.
- Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi bagi penelitian selanjutnya, yang berkaitan dengan permasalahan yang sama.
2. Manfaat Praktis
a.
Penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan penalaran, pola pikir dinamis dan untuk mengetahui kemampuan
peneliti dalam menerapkan warisan budaya batik kujur.
b.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan yang dapat digunakan dan memberikan sumbangan
pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait dan terlibat.
C. Saran
- Diharapkan Tanjung Enim memiliki tempat khusus untuk kebudayaan khas daerah, seperti museum kecil yang memperlihatkan dan mengenalkan warisan budayanya kepada para pengunjung.
- Hendaknya perencanaan terhadap kontinuitas bahan baku sampai pengambilan bahan baku lebih dipikirkan dengan matang.
- Memanfaatkan media sosial untuk mencakupi pemasaran sekaligus memperkenalkan produk batik kujur secara lebih luas.
D. Rekomendasi
- Pembuatan situs khusus kebudayaan Tanjung Enim yang menampilkan warisan budaya agar orang-orang luar juga dapat mengenal batik kujur.
- Diharapkan adanya festival kebudayaan di Tanjung Enim, sehingga festival ini dapat juga menarik banyak pasang mata yang ingin melihat warisan budaya Tanjung Enim.
0 komentar:
Posting Komentar